Kamis, 19 Juli 2012

Kisah Pencari Kotak Amal dan Kebahagiaan

Seorang anak perempuan berumur 11 tahun  dan adiknya laki-laki berumur 3 tahun berajalan menuju mesjid di Jum'at siang hari, dia selalu teringat pesan guru agamanya di sekolah  "barang siapa yg beramal di hari jum'at akan dilipat gandakan pahalanya".

Dia menggandeng adiknya sambil bercerita tentang apa yg diajarkan guru agamnya tadi wktu di sekolah, walaupun adik laki-lakinya tidak mengerti sama sekali apa yg dia ceritakan.
Sesampainya di depan mesjid dia mengeluarkan uang jajannya selembar 500 rupiah, kemudian dimasukkannya ke kotak amal. Setiap hari Jum'at dia selalu tdk jajan di sekolah, dia bisa menahan nafsunya unk tidak jajan walaupun kadang dia selera melihat temannya pada menikmati jajanan mereka, dan dia selalu mengajak adik laki-lakinya jalan-jalan menuju mesjid unk bersedekah.

Setiap kali beramal dia merasakan ada kebahagian tersendiri dihatinya yg tidak tau dari mana datangnya kebahagian itu, dia merasa bahagia sehabis menaruh uangnya di kotak amal itu.

Waktu pun berlalu dgn cepat dari SD ke SMP SMA Kuliah sampai dia sekarang bekerja di suatu perusahaan. Kini dia mempunyai banyak uang, teman yg banyak dan seorang teman laki-laki yg menyayangi dia. Dia sangat senang dgn kehidupannya sekarang. Dia pun hanyut dengan kesenangan duniawi. Sampai suatu saat salah satu teman laki-lakinya yg baik padanya tdk lgi perhatian dengannya membuat hatinya selalu gelisah sampai akhirnya dia putuskan karena dia menemukan teman laki-laki baru yg bisa membuatnya bahagia dan membuatnya jatuh cinta lagi. Tpi hanya 4 minggu mereka jalan, temannya itu menghilang begitu saja, teman barunya itu membuatnya merasakan melambung tinggi kemudian memaksanya untuk terjun ke bawah, membuat hatinya sangatlah sedih dan hancur.

Tak lama kemudian dia ditawarkan barang elektronik terbaru oleh temannya, lalu dia transferkan uangnya ke rekening temannya itu, dalam hatinya "mungkin dengan barang elektronik ini hatiku bisa senang kembali" sesampainya wktu yg dijanjikan untuk penyerahan barang elektronik tersebut, temannya tak kunjung datang padanya, akhirnya dia baru sadar kalau dia tertipu temannya sendiri. Kejadian itu membuatnya semakin stres dan kesehatannya mulai menurun.
Dia pun gila-gilaan berbelanja dari satu mall ke mall lain dan berlibur dia dari satu tempat ke tempat lain untuk menghilangkan penat yg ada dalam otak dan hatinya, tpi itu tidak membuatnya merasa bahagia juga.
Masalah demi masalah mendatanginya dari urusan kantor, pertemananya, hingga keuanganya yg terkuras untuk mencari kebahagiaan.

Kemudian dia lelah dgn semua masalah yg terus datang. Termenung dia dalam kamarnya yg sunyi, kemudian teringatlah dia wktu masih SD  "waktu dulu, aku sering beramal ke mesjid  walaupun aku tidak jajan seharian tapi aku selalu bisa menahan nafsuku, sekarang nafsuku terlalu besar dari pada amalku, hanya kebahagian duniawi yg aku cari, untuk itukah Engkau uji hamba dgn masalah-masalah ini yaa Allah", kemudian terdengarlah suara azan magrib, dia mengambil air wudhu dan sholat magrib. Di dalam doa dia memohon ampun kepada Allahُ dan membaca Al-quran dengan suara yg semakin lama semakin pelan karena sesak menahan pedihnya hatinya, di saat membaca ayat-ayat Al-qur'an dia teringat semua masalah2 dan wktu yg disia-siakannya untuk duniawi, kemudian selesai membaca Al-qur'an dia tdk bisa menahan kepedihan yg ada di hatinya, menangislah dia terisak-isak sambil memeluk Al-qur'an.

Sewaktu ziarah ke pemakaman nenek dan kakeknya dia melihat ada kotak amal dekat mesjid, dia pun mengambil dompetnya, dia lupa kalau uangnya sudah terkuras unk bersenang2 dan unk temannya yg penipu itu. Di saat mau berzakat uang pun tidak ada, sungguh sedih hatinya.

Kemudian beberapa minggu dia lewati dengan beramal lewat puasa dan tidak meninggalkan sholat 5 waktu. Semua masalah2 sudah teratasi dan berkat kerja keras uangnya telah kembali bahkan lebih dri jumlah yg hilang. Tpi hatinya masi saja gelisah dan tidak tenang. Dia teringat unk berzakat. Wktu itu dia mau pulang ke rumah dari kantornya, diambilnya uang dari dompetnya dan dikantonginya di saku jaketnya agar mudah mengambilnya saat ketemu kotak amal. Di sepanjang jalan pulang menuju rumah di perhatikannya setiap mesjid dilaluinya berharap ketemu kotak amal. Tpi entah kenapa kotak amal yg biasa di letakkan di teras mesjid kini tdk dia temukan lagi. Di saat dia punya banyak uang untuk berzakat kini dia sulit menemukan tempat untuk berzakat. Keesokannya di kantor dia melihat orang2 yg selama ini membantunya, "kenapa aku tidak mulai beramal dari orang terdekatku saja, membahagiakan mereka itu suatu amal juga" pikirnya. Kemudian dia memberikan uang pda orang2 yg telah membantunya, mereka pun sangat berterima kasih dan berbahagia. Sepulang dri kantor dia tidak menyerah mencari kotak amal, tidak jauh dari rumahnya dia menemukan mesjid yg terdapat kotak amalnya kemudian dia pun cepat2 meminggirkan motor yg dikendarainya dan cepat2 menaruh uangnya ke dalam kotak amal tersebut.

Kini hatinya sudah tenang, dia rasakan kembali  kebahagian itu, kebahagiaan entah dari mana datangnya dan ketenangan hati yg dia rindukan.
Dengan harta kamu bisa membeli segalanya yg membuat kmu bahagia, tpi setelah hartamu habis kebahagiaanmu akan musnah juga.

Harta bukanlah segalanya, kebahagiaan duniawi hanya sesaat. Bila harta banyak tapi hati tidak damai untuk apa semua itu. Mencari kebahagiaan bukan dari harta, tapi kebahagian datang dari Amal yg kau tabung dan membahagiakan orang2 terdekatmu, itu adalah kebahagian sesungguhnya yg bisa kau rasakan ketenangan hati dan damainya jiwamu.

Nikmat itu di rasakan saat bersyukur bukan di harta bendanya.

Terima kasi yaa Allah, Engakau berikan hamba ujian ini agar hamba kembali ke jalan-Mu yg benar dan lebih dewasa dalam menjalani hidup ini.


0 komentar: